Apakah yang dimaksud dengan sahabat? Apakah sahabat selalu mengerti tentang kita? Atau selalu bersama kita saat dibutuhkan?
Banyak yang salah kira mengenai arti sahabat.
Sahabat tidak perlu selalu mengerti mengenai diri kita, tetapi kita pun
harus peka terhadap perasaannya.
Kita lebih ingin didengar, tapi ketika
sahabat kita ingin didengarkan, pikiran kita justru tidak seratus persen
mendengar ucapannya. Lagi-lagi egoisme-lah yang membuat kita tidak
layak disebut sebagai sahabat. Sahabat itu bukan teman, ia lebih bahkan
tidak layak disebut teman. Apapun yang dia lakukan, kita selalu ingin
tahu, dan kita berusaha untuk mencari tahu apa masalahnya.
Aku punya seorang sahabat, ya hanya seorang,
satu bukan dua. Aku bahagia memiliki satu orang yang dapat kusebut
sebagai sahabat. Walau banyak orang yang bangga karena memiliki
puluhan, ratusan, bahkan ribuan teman, aku tetap bangga dengan
sahabatku yang hanya satu orang. Satu tidak berarti sendiri, satu bukan
berarti menunjukkan kesepian. Justru karena satu itu, hanya kepada
dialah kita dapat memfokuskan diri menjadi sahabat yang baik, kita dapat
jujur dan terbuka kepada yang satu karena hanya dialah yang tahu
mengenai diri kita.
Guruku pernah bilang kepadaku bahwa seorang teman adalah cerminan diri kita. Dulu, bagiku hal
tersebut adalah mustahil, karena aku berpendapat aku bisa menjaga diriku
untuk tidak melakukan kejahatan seperti temanku. Tapi seiring
berjalannya waktu, dengan melihat pengalaman diriku, tanpa terasa aku
hampir mirip dengan temanku. Kemiripan disini bukan masalah fisik, tapi
sikap, sifat serta kebiasaanlah yang membuat kita sama seperti dia. Oke,
dulu kami berbeda, tetapi ada sesuatu yang lebih dari dirinya yang
membuat kita ingin seperti dia. Tanpa terasa, pikiranku berubah, secara
perlahan aku mengikuti sikap negatifnya walau tak separah dia, tapi jika
kuteruskan siapa yang tahu, mungkin suatu saat aku dapat lebih negatif
dari dirinya.
Kembali lagi kepada sahabat, banggalah dengan
sahabatmu walau itu hanya satu. Satu orang sahabat jauh lebih berarti
dari 1000 teman. Yakinlah dengan perkataan ini. Disaat 1000 teman itu
meninggalkanmu, tidak mempedulikanmu, tidak mau memaafkan kesalahanmu
ketika kamu mempunyai kesalahan, ketika teman mengejekmu, tapi seorang
sahabat tidak akan pernah berbuat seperti itu. Sahabat akan selalu
bersamamu, walau ia tidak ada disisimu pun, dihatinya kau lah
sahabatnya. Sahabat akan selalu peduli, dia akan selalu mencari tahu apa
yang sedang kau kerjakan walau menurutmu itu mengganggumu, sahabat
tidak akan pernah tidak memaafkanmu, ia tidak pernah egois dengan hal
yang satu ini, sesakit apapun kau mengkhianatinya, ia pasti pernah
berfikir bahwa ia akan memaafkanmu suatu saat, bahkan mungkin ia telah
memaafkanmu didalam hati tulusnya, karena ia yakin jika kaulah orang
yang paling berharga yang pernah ia miliki.
Semua hanya tentang bagaimana kita melawan
egoisme kita kepada sahabat, jika kita ingin didengar, maka kita harus
mendengarkan orang lain terlebih dahulu, jika kita ingin orang lain peka
terhadap perasaan kita, kita pun harus lebih dahulu peka terhadap
perasaannya. Saat ini, detik ini aku mengatakan aku bangga, aku
bersyukur memiliku sahabat, walau ia hanya berjumlah satu. Dan kau pun
harus mengatakan itu, buang egoisme, lupakan masa lalu, lupakan segala
kesalahannya dan katakan, aku bangga mempunyai sahabat.